Kamis, 01 Mei 2008

"KELLY PURWANTO"



Penyihir Baru di Lapangan Basket

“Tujuan akhir bermain basket memang mencetak angka. Tapi kalau selain mencetak angka kita bisa memberikan hiburan kepada penonton, kenapa tidak,” tutur the raising star, Kelly Purwanto. Kelly melesat cepat di orbital basket. Ia dipuja mania basket tanah air. Gaya permainan ekplosifnya mengingatkan orang kepada permainan Ali Budimansyah di penghujung 90-an. Punya ball handling menawan, passing fancy namun akurat serta akselerasi prima penuh trik saat melewati lawan. Tidak heran namanya terpilih bermain di IBL Allstar Game 2005 di Makassar.

Sikap yang bersahaja di dalam dan luar lapangan menjadi nilai lebihnya. Tidak berlebihan mendaulat Kelly sebagai bintang baru di kompetisi IBL musim 2005 ini. “Senang mengetahui permainan saya disenangi. Dukungan pencinta basket membuat saya ingin bermain lebih baik lagi,” ucap anak keempat dari lima bersaudara ini merendah.

Permainan bola basket terasa lebih berwarna dengan kehadiran Kelly. Di lapangan, pemain yang pernah mewakili Indonesia di Adidas Asia Streetball tahun 2002 lalu ini bak penyihir. Memukau penonton dan mengelabui lawan.

Ali Budimansyah, salah satu pebasket idola Kelly sendiri mengakui kehebatan juniornya tersebut. “Melihat Kelly, seperti melihat diri saya beberapa tahun lalu. Dia hanya butuh jam terbang untuk meningkatkan kemampuannya,” puji Budi.


Berawal Dari Ajakan Kakak

"Perkenalan Kelly dengan bola basket tidak terlepas dari peran saudara kandungnya, Franky Purwanto. Saat masih duduk di kelas lima SD, sang kakak kerap mengajaknya bermain di lapangan basket dekat rumahnya. Kelly kecil selalu kalah dari kakaknya yang saat itu sudah duduk di bangku SMP.

“Jika tidak dengan kakak, saya bermain sendiri. Biasanya saya bisa bermain basket seharian,” kenangnya.

Selain basket ia berlatih sepakbola dengan serius. Setiap Senin, Rabu dan Jumat ia berlatih di sekolah sepakbola Pelita Jaya, Lebak Bulus. Latihan sepakbola agaknya memberikan kontribusi terhadap permainan basketnya. Maklum, posisinya di sepakbola adalah kiper, orang yang banyak melakukan gerakan melompat untuk menangkap atau menepis bola. Tidak heran selain kemampuan dribbling, Kelly dikenal karena kemampuannya melakukan rebound dengan lompatan tinggi dan timing yang tepat.

Kelly semakin serius bermain basket di bangku SMP. Apalagi karena kesibukan sekolahnya, ia tidak bisa berlatih sepakbola. Basket menjadi aktifitas olahraga satu-satunya.

“Saya bisa seharian bermain basket di lapangan. Kadang-kadang teman saya bingung melihat saya,” katanya sambil tertawa.

Pebasket kelahiran 3 Agustus 1983 ini mengaku bermain basket secara alamiah. Tidak ada pelatih atau guru yang membimbing. Ia hanya melihat orang-orang bermain basket. Hal ini berlangsung hingga duduk di bangku SMA. Baru di penghujung SMA ia bergabung di klub Satria Muda Junior
Sempat Berhenti Karena Cedera

Bakat besar membuat Kelly ditaksir oleh STIE Perbanas. Usai lulus SMA tahun 2001, Perbanas memberikan beasiswa kepadanya. Jadilah ia masuk menjadi skuad inti Perbanas di ajang Libama Nasional. Sayangnya di musim pertama Perbanas hanya menempati posisi runner-up.

Di tahun ini pula ia mulai mengenal AND1. Karena tertarik dengan aksi-aksi pebasket Amerika tersebut, ia mencoba menirunya. Bukan merupakan hal sulit dengan bakat yang dimilikinya. “Saya hanya meniru gerakan-gerakan yang bisa diterapkan di pertandingan basket resmi. Gerakan-gerakan lain yang tidak bisa diaplikasikan di basket murni tidak saya ikuti,” tuturnya.

Tahun 2002 klubnya SM Junior dibawa menjuarai Divisi I DKI. Perbanas juga dibawa menjadi juara Libama Nasional. Yang paling mengesankan Kelly tentunya berlaga di ajang Adidas Asia Streetball di Shanghai, China. Meski timnya hanya berada di urutan kedelapan, ia keluar sebagai juara kontes lemparan tiga angka.

Tahun 2003 ia masuk roster SM berlaga di IBL. Sayangnya ia hanya sempat bermain di 4 gim. Cedera pinggang membuatnya harus absen sepanjang musim.

“Saya tidak tahu kenapa. Seingat saya sepulang pertandingan ujicoba bersama SM di kawasan puncak, saya sudah merasakan sakit di pinggang saya. Saat diperiksakan, dokter mengatakan tidak ada yang salah,”jelas pemain yang malas menggunakan taping kaki saat bermain.

Kelly masih memaksakan bermain. Namun ia akhirnya menyerah saat sakit telah mencapai puncaknya. Praktis ia berhenti bermain basket dan hanya melakukan terapi. Sesekali ia menjaga kebugaran dengan melakukan fitness sambil terus melakukan terapi penyembuhan. Akhirnya mulai tahun 2004 ia sudah dapat kembali bermain basket. Meski terkadang rasa sakit masih suka menyergapnya sampai saat ini.

2004 Tahun Kebangkitan

Tahun 2004 dapat dikatakan sebagai tahun kebangkitan Kelly. Setelah tidak dimasukkan sebagai roster SM di IBL, Kelly mulai berlatih kembali di Perbanas. Ia juga diminta untuk berlatih di tim PON DKI. Perbanas dihantarkan menjadi kampiun Libama Utama di tahun ini. Bersama tim PON DKI, ia menjadi runner-up Turnamen Sister City dan menggondol emas di PON XVI Sumsel.

“Tahun 2004 lalu memang menyenangkan buat saya. Selain bisa kembali bermain basket, saya bisa memberikan kontribusi kepada tim saya,” sambungnya.

Kesuksesan di Libama dan PON membuatnya kembali dilirik oleh tim-tim IBL. Tak hanya itu, namanya juga dipanggil untuk mengikuti seleksi pelatnas SEA Games XXIII oleh pelatih tim basket putra Rastafari Horongbala. Pengalaman berharga didapatkan dari pebasket-pebasket tanah air tersebut.

Ingin Terus Bersama Kalila

Toto Sudarsono part owner Kalila membuat langkah berani. Kalila menukar Kelly dan Yudhi Mardiyansyah dengan opsi memilih rookie di kesempatan pertama kepada SM. Langkah ini terbukti brilian. Dibawah asuhan Bambang Hermansyah, grafik permainan Kalila menanjak seiring cemerlangnya penampilan Kelly di lapangan. Bahkan nama Kalila sudah diplesetkan sebagian orang menjadi Kellyla.

“Tahun lalu Dian Heryadi, Rustawijaya dan Ponco Ariwibowo menjadi ikon Kalila. Tahun ini Kelly layak disebut sebagai ikon tim kita,”ucap Zainul Hilal, manajer kalila.

Usai putaran pertama IBL, Kalila memang hanya meraih tiga kemenangan. Namun tim ini mampu menyusahkan tim-tim besar yang membutuhkan angka untuk melaju ke final four. Sebagai bagian dari tim Kelly secara tegas ingin tetap bermain di Kalila.

“Untuk saat ini saya tidak berfikir main untuk tim lain. Saya ingin terus bermain bersama Kalila,”katanya.

Suasana tim yang harmonis menjadi salah satu alasan pemain yang suka mengenakan kaus kaki pendek ini. Ia sadar permainannya masih perlu diperbaiki untuk mengangkat prestasi timnya. Terutama sikap individunya di saat-saat penting timnya membutuhkan kemenangan.

“Mungkin saya masih emosional. Ke depan saya mesti bisa lebih banyak lagi mengontrol permainan saya,” ungkapnya menyadari.

Ia belum memutuskan sampai kapan ia bermain basket. Ia berjanji akan lebih bermain untuk kepentingan tim. Tapi ia juga berjanji, bakal terus menghadirkan hiburan di lapangan basket.

“Mungkin sampai saya tidak kuat lagi, baru saya akan mengurangi atraksi saya,” katanya sambil tertawa.


Data Pribadi
Nama : Kelly Purwanto
Tempat/tgl lahir : Jakarta 3 Agustus 1983
Tinggi/berat: 178 cm/67 kg
Anak ke : 4 dari 5
Orangtua: Abednego Purwanto (ayah) Ary Ani Astuti (ibu)
Hobi: sepakbola
Idola: Allen Iverson, Ali Budimansyah, Mario Wuysang
Pendidikan :
SD Kartika Putra 1989-1995
SMP YPK Wijaya 1995-1998
SMA YPK Wijaya 1998-2001
STIE Perbanas 2001- sekarang Jurusan Ekonomi Manajemen

Prestasi

Runner-up Libama Utama ( STIE Perbanas)…2001, Juara Divisi I DKI (Satria Muda Junior), Juara Libama Utama (STIE Perbanas), Juara kontes three point di Adidas Asia Streetball, Shanghai China,…2002, Bermain di SM Britama (final four)…2003, Runner-up Sister City (tim PON DKI), Juara kontes three point di Sister City, Juara Libama Utama (STIE Perbanas), Medali emas basket PON XVI, Sumsel…2004, Pelatnas basket SEA Games XXIII, All Star IBL di Makassar (Tim Putih)…2005 (isr)
© BasketIndonesia.Com

Read More...... Read More..